Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar, menggelar timbang pandang mengusung tema "Pustaka Bentara Geliat Sastra Buku-Buku Indie".
"Kegiatan akan digelar Rabu (18/1) itu menampilkan dua pembicara yakni praktisi penerbitan indie Bali I Made Sugianto dan Dr. I Ketut Sumadi, M.Par," kata Penata Program Bentara Budaya Bali Juwitta K Lasut, Selasa.
Kedua pembicara tersebut, selain aktif dalam dunia penerbitan buku-buku indie maupun jurnal akademis, juga merupakan penulis, esais dan wartawan.
Kegiatan tersebut ingin mencoba merunut dan menginformasikan kepada khalayak perihal dinamika penerbitan indie di Indonesia.
Selain itu akan membincangkan dampak positif serta problematik dari keberadaan penerbit indie dengan segala sistemnya dalam upaya pengembangan dunia literasi di Tanah Air.
Sebagaimana film ataupun musik indie, keberadaaan buku-buku indie menjadi fenomena tersendiri belakangan ini.
Maraknya toko-toko dalam jaringan (online) membuka peluang lahirnya penerbit indie yang tentu saja mempunyai sistem tersendiri, dalam merekrut penulis maupun dalam menetapkan perjanjian kerjasama dibandingkan penerbit-penerbit umumnya yang sudah mapan.
"Kehadiran penerbit dan buku indie tersebut tentu saja memperkaya khazanah perbukuan di Indonesia," ujar Juwitta K Lasut.
Ia menambahkan penerbit buku menjadikan website dan media sosial seperti facebook, twitter dan instagram sebagai sarana untuk menawarkan atau menjual produk mereka.
Jaringan dunia maya yang lintas batas ini di satu sisi berdampak positif, dapat mempertemukan antara penerbit dan penulis dari manapun juga pelosok Tanah Air, sekaligus memungkinkan mereka untuk bekerjasama menerbitkan buku.
Namun pada sisi lain, kemudahan sistem penerbitan mengundang sejumlah pertanyaan perihal bagaimana kualitas karya dari buku-buku terbitan indie, seberapa profesionalkah editor bekerja menghadirkan bacaan yang berkualitas.
Selain itu juga menyangkut originalitas karya dari pengarang bersangkutan, mengingat teknologi informasi dapat memudahkan orang melakukan "copy paste" dari tulisan-tulisan mana saja di internet.
"Untuk itu akan dibahas pula perihal posisi strategis editor serta maraknya plagiasi belakangan ini, yang sempat mengemuka di dunia akademis," ujar Juwitta K Lasut. (WDY)
BBB Gelar Timbang Pandang Geliat Sastra
Selasa, 17 Januari 2017 14:16 WIB