Kupang (Antara Bali) - World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia
bersama Yayasan Reef Check menggelar ekspedisi laut di kawasan
konservasi perairan Alor dan Flores Timur untuk memastikan kondisi dan
status ekosistem terumbu karang di perairan tersebut.
"WWF Indonesia memandang penting kegiatan ini sebagai bagian dari
evaluasi sekalgis pengawasan terhadap kondisi bawah laut perairan
konservasi tersebut," ujar Koordinator Program Lesser Sunda WWF
Indonesia Muhammad Erdi Lazuardi melalui siaran pers yang diterima di
Kupang, Jumat.
Dia mengatakan, selain mengevaluasi kondisi terumbu karang pada dua
perairan tersebut, ekspedisi yang dimulai Kamis (23/3) hinggs 5 April
mendatang itu juga untuk mengevaluasi dampak ekologi pengelolaan dua
perairan yang masuk dalam wilayah perairan konservasi itu.
Begitu penting kegiatan tesebut, sehingga WWF Indonesia melibatkan
sejumlah pihak untuk bergabung dalam tim ekspedisi itu, antara lain
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur, DKP
Kabupaten Alor, DKP Kabupaten Flores Timur, Universitas Muhammadyah
Kupang, dan University Consortium for Sustainable Fisheries
(UNICONSUFISH) Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dia menjelaskan, kawasan konservasi perairan banyak digunakan
sebagai alat pengelolaan wilayah perairan di seluruh dunia, tetapi
banyak variasi dalam capaian ekologinya. Pada 16 Juni 2015,
Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Alor ditetapkan seluas
276.693,38 hektare dengan nama Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar
dan laut sekitarnya.
Penetapan kawasan konservasi itu dilakukan berdasar Kepmen KP No.: 35/2015. Pada Juni 2013, KKPD Flores Timur seluas 150.000 hektare resmi
dicadangkan dengan nama SAP Flores Timur, melalui SK Bupati Flores Timur
No.: 4/2013.
Dia mengatakan, dua kawasan tersebut dikenal
memiliki kekayaan hayati perikanan yang tinggi dan banyak dimanfaatkan
untuk wisata bahari.
"Setelah ditetapkan perlu dipastikan
langkah-langkah pengelolaan yang efektif, salah satunya adalah melakukan
pemantauan berkala untuk mengukur kondisi biofisik, khususnya pada
terumbu karang sebagai aset utama alam," katanya lagi. (WDY)
WWF Indonesia Gelar Ekspedisi Konservasi Perairan Alor
Jumat, 24 Maret 2017 8:17 WIB