Jakarta (Antara Bali) - Tragedi bom yang terjadi di Kampung Melayu tidak
hanya menimbulkan trauma bagi korban selamat, tetapi juga berpotensi
menyebabkan trauma psikis bagi masyarakat luas.
"Memang
berpotensi besar menimbulkan trauma, apalagi terjadi ditempat umum.
Makanya, intervensi psikologis harus langsung diberikan," kata Psikolog
Tika Bisono kepada ANTARA News saat dihubungi melalui sambungan telepon,
Jumat.
Meski pemerintah telah mengimbau dan mendorong masyarakat
untuk melawan dan tidak takut terhadap teror, hal tersebut, menurut
Tika, tidak memberikan berpengaruh besar terhadap pulihnya trauma
pascatragedi bom.
"Karena rasa takut tidak bisa diringankan oleh imbauan, tapi penanganan," ujar Tika.
"Di tempat-tempat umum langsung ada polisi atau densus kopasus dikerahkan untuk memberi message juga bahwa toh mereka akan dilawan," sambung dia.
Bagi
para korban selamat, Tika berharap dapat mengunjungi pusat-pusat atau
klinik psikologi. Tidak hanya itu, keluarga, menurut Tika, memiliki
peran yang besar untuk dapat memulihkan psikologis korban.
Bagi
masyarakat luas yang terdampak secara psikologis pasca tragedi bom, Tika
mengatakan, harus berusaha membangun pemikiran positif yang disertai
dengan perubahan perilaku.
"Positive thinking tentunya harus diikuti perilaku yang positif juga,," ujar Tika.
"Kalau pulang agak malam ramai-ramai diusahakan jangan sendirian, atau mungkin ganti rute. Agak parno jadinya, tapi parno positif. Memang harus ada perubahan perilaku," tambah dia. (WDY)
Cara Atasi Trauma Pasca Tragedi Bom
Jumat, 26 Mei 2017 12:24 WIB