Jakarta (Antara Bali) - Para calon pemudik yang terpaksa melakukan
perjalanan menuju kampung halaman menggunakan sepeda motor hendaknya
memperhatikan sejumlah hal penting mulai dari persiapan perjalanan
hingga waktu istirahat guna menekan potensi kecelakaan.
Koordinator
Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) dan pengamat perilaku
berkendara, Edo Rusyanto, menuturkan bahwa hal utama yang harus
dilakukan jika terpaksa mudik menggunakan sepeda motor adalah
mempersiapkan fisik pemudik dengan tidur minimal delapan jam sebelum
berangkat.
Persiapkan fisik
Bagi para pemudik yang
terpaksa melakukan perjalanan menggunakan sepeda motor diharuskan
memiliki fisik yang prima. Untuk itu, sebelum berangkat para pemudik,
terutama pengendara, diharuskan sudah tidur minimal delapan jam.
Periksa kondisi kendaraan
Setelah
fisik pengendara dipastikan dalam kondisi prima, langkah kedua adalah
memeriksa kembali kondisi kendaraan. Edo menuturkan hal utama uyang
diperiksa adalah kondisi ban, rantai, kinerja rem, mesin, kelistrikan
dan fungsi-fungsi lampu, serta surat-surat kendaraan.
Selain itu,
hal-hal mendetail seperti tekanan angin ban, tutup pentil, penggunaan
alat-alat keselamatan wajib seperti kaca helm, sarung tangan hingga jas
hujan yang aman harus diperhatikan.
Ritme istirahat
Edo
mengatakan, pemudik sepeda motor harus beristrirahat setiap dua jam
berkendara guna menjaga kondisi fisik tetap prima dan mencegah kelelahan
yang bisa mengakibatkan kelengahan bahkan kecelakaan.
"Tentukan
ritme istirahat, dua jam sekali karena saat berkendara tulang belakang
manusia menanggung beban yang lebih berat daripada tulang lain," kata
Edo. Ia juga mengatakan emosi pengendara akan menjadi tidak stabil jika
berkendaraan terlalu lama.
Tentukan rute
Pemudik
harus menentukan rute terbaik saat mudik ke kampung halaman. Edo
mengatakan rute terbaik bukanlah rute tercepat sampai ke tujuan,
melainkan rute yang aman.
"Ujung-ujungnya bisa emosi kalau rute
tidak ditentukan. Saat ini sudah ada GPS, silakan pilih rute yang aman,
nyaman dan selamat," tuturnya.
Tentukan waktu berangkat
Edo mengatakan waktu terbaik
untuk melaksanakan mudik adalah pagi hari sekira waktu Subuh karena
fisik dalam kondisi segar. Berkendara tengah malam tidak dianjurkan
karena potensi mengantuk dan risiko kecelakaan.
"Dini hari
setelah Sholat Subuh karena tubuh segar dan siap untuk perjalanan," kata
Edo. "Mudik tengah malam memang menghindari kemacetan atau terik
matahari, tapi risiko celaka menganga karena faktor ngantuk."
Jangan memuat barang melebihi kapasitas
Edo
berpesan agar para pemudik tidak membawa barang-barang melebihi
kapasitas di sepeda motor. Barang yang terlalu banyak dan berat akan
membuat pengendara cepat lelah dan berpotensi kecelakaan.
"Barangnya dikirim saja, lebih baik bayar biaya pengiriman daripada menanggung risiko lelah membawa barang," kata dia.
Jangan memaksakan diri
Edo
mengatakan sebagian besar pemudik mengalami kecelakaan saat akan sampai
di tempat tujuan. Hal itu terjadi karena pemudik memaksakan diri dengan
alasan sebentar lagi akan sampai, padahal risiko kecelakaan semakin
terbuka jika pengendara lengah dan lalai karena kelelahan seusai
menempuh jarak yang jauh.
Persiapan balik
Setelah
sampai di tempat tujuan, pemudik harus memeriksa kembali kendaraannya
seperti semula guna meminimalisir potensi kecelakaan di waktu arus
balik.
"Paling penting, pulang mudik harus diatur seperti
berangkat. Diperiksa seperti awal. Banyak yang tidak memeriksa kendaraan
saat pulang, padahal itu berisiko," pungkas dia. (WDY)
Yang Harus Dilakukan Jika Mudik Gunakan Sepeda Motor
Minggu, 18 Juni 2017 15:39 WIB