"Kami harapkan dalam soft opening Agustus mendatang, dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan alat-alat kesehatan yang sudah ada," kata Sudikerta saat memimpin rapat terbatas untuk akselerasi persiapan beroperasinya RS Bali Mandara, di Denpasar, Kamis.
Menurut Sudikerta, ada beberapa hal yang dianggap masih lambat dalam persiapan tersebut, sehingga perlu ada sinkronisasi berbagai hal terkait.
"Mengingat ada keterbatasan waktu, sehingga perlu terus dipantau terutama masih ditemukannya beberapa hal dan harus segera dilakukan perbaikan dan penyempurnaan," ujarnya.
Di antaranya terkait pemeliharaan gedung oleh rekanan, proses pengadaan alat-alat kesehatan, sumber daya manusia sampai inventarisasi barang yang prosesnya juga masih berjalan.
Sudikerta berharap dalam mengerjakan hal-hal tersebut dilakukan dengan bersemangat dan apabila terjadi perbedaan pendapat segera diselesaikan, serta selalu menjaga keharmonisan.
Dalam rapat tersebut juga dihadiri Kasubdit Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan RI bersama tim yang sedang melaksanakan visitasi dalam rangka proses perizinan operasional.
Rapat terbatas juga diikuti oleh Inspektur Provinsi Bali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Kepala Dinas PU Provinsi Bali, jajaran Rumah Sakit Bali Mandara dan juga rekanan.
RSUD Bali Mandara yang merupakan RS unggulan milik Pemprov Bali dibangun di atas lahan seluas 2,95 hektare, dengan fasilitas ruang rawat inap mencapai total 176 "bed" atau tempat tidur, yang terdiri dari beberapa kelas berbeda yakni ruang inap kelas 3 sebanyak 58 bed, kelas 2 sebanyak 44 bed, kelas 1 sejumlah 40 bed, VIP sebanyak 20 bed, VVIP sebanyak 10 bed, serta 6 bed untuk kelas VVIP suite. (WDY)