Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan Provinsi Bali mengharapkan pramuwisata setempat dapat memahami berbagai sejarah dan mitologi dari cagar budaya yang ada di Pulau Dewata, sehingga bisa lebih menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
"Sesungguhnya semua cagar budaya di Bali mempunyai sejarah dan mitologi sendiri, dan sisi itu yang sangat menarik dibandingkan hanya sekadar menyampaikan keunikan bangunan fisiknya," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Selasa.
Berdasarkan pengamatannya, sejauh ini pemahaman pramuwisata di Bali terhadap sejarah cagar budaya tergolong masih minim. Penyebabnya kemungkinan karena mereka malas untuk mencari referensi, atau bisa juga karena referensinya yang memang jumlahnya kurang.
"Oleh karena itu, persoalan ini harus ada yang memfasilitasi karena realitanya kebanyakan wisatawan dilepas begitu saja ketika mengunjungi cagar budaya. Jadi, wisatawan hanya berkeliling melihat keunikan arsitektur," ucapnya pada acara penyuluhan/pembekalan kepada ratusan pramuwisata dengan tema `Cagar Budaya sebagai Investasi Pariwisata Budaya` itu.
Selain itu, Dewa Beratha juga mengingatkan bahwa cagar budaya di Bali yang mayoritas berupa pura, sangat disakralkan dan disucikan. "Lewat pembekalan ini, kami harapkan para `guide` mempunyai tanggung jawab moral untuk menjaga kesakralan dan kesucian cagar budaya. Di samping dapat lebih mempromosikan cagar budaya supaya lebih banyak dikunjungi wisatawan," ucapnya.
Menurut dia, kalau semakin banyak turis yang datang ke cagar budaya, secara otomatis akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat sekitarnya, selain dapat membantu pendanaan untuk kepentingan pemeliharaan pura dan pelaksanaan ritual.
Untuk meningkatkan pemahaman sejarah pramuwisata, Dewa Beratha menyarankan agar setiap pengelola destinasi cagar budaya menerbitkan semacam brosur yang berisikan tentang mitologi dan sejarahnya, ataupun dari Himpunan Pramuwisata Indonesia bisa menerbitkan sejarah mengenai sejumlah cagar budaya yang ada di Bali.
Sementara itu Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali I Wayan Muliarsa mengatakan bahwa pramuwisata penting untuk lebih memahami sejarah cagar budaya karena mereka itu juga menjadi ujung tombak untuk pelestariannya dan menginformasikan kepada wisatawan.
Bahkan dia berharap pemahaman terhadap cagar budaya dapat menjadi syarat untuk mendapatkan lisensi sebagai pramuwisata.
"Semestinya guide dari Bali harus memahami kebudayaan Bali, apalagi pramuwisata sekarang semakin banyak. Dengan penguasaan terhadap hal itu setidaknya dapat menjadi penanda khusus dibandingkan pramuwisata dari daerah lain," ujar Muliarsa. (WDY)
Disbud Bali: Pramuwisata Pahami Sejarah Cagar Budaya
Selasa, 17 Oktober 2017 13:54 WIB