Ponorogo (Antara Bali) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
mendorong para santriwati untuk melakukan diversifikasi profesi, karena
Indonesia membutuhkan banyak profesi yang bisa dilakukan oleh para
santriwati.
"Sekarang Polwan boleh memakai jilbab, Kowad (Korps Wanita Angkatan
Darat) juga boleh memakai jilbab, begitu juga Wara (Wanita Angkatan
Udara) mungkin juga sudah boleh pakai jilbab, ada Kowal (Korps Wanita
Angkatan Laut) juga boleh. Maka menjadi penting untuk melakukan
diversifikasi profesi," kata Menteri Khofifah pada saat menghadiri
resepsi tasyakuran peringatan 28 tahun Pesantren Putri Al-Mawaddah di
Coper, Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu.
Namun menurut Khofifah tetap harus ada santriwati yang dipersiapkan
untuk memangku pesantren-pesantren seperti para ustadzah-ustadzah yang
mengomandani, mengasuh, dan mengawal pesantren.
"Para santriwati Al-Mawaddah, adakah yang punya cita-cita masuk
Kowad untuk menjadi jenderal Angkatan Darat? Masuk Polri untuk menjadi
jenderal Polwan, siap tidak?" tanya Khofifah yang serentak dijawab
"siap" oleh para santriwati.
Khofifah menuturkan Allah SWT menganugerahkan sumber daya alam yang
luar biasa, maka harus ada percepatan untuk mendapatkan ilmu mengambil
keberkahan rizki itu. Menteri Khofifah juga mengutip apa yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya redistribusi aset.
"Kalau ini (diversifikasi profesi) kita lakukan, apa yang Pak
Presiden Jokowi sampaikan redistribusi aset itu bisa maksimal. Kalau
redistribusi aset berupa saham, lahan, tapi kita tidak mengerti
bagaimana mengelolanya, karena kita tidak mengerti kalau ternyata di
bawah lahan itu misalnya ada batu baranya," ujar Khofifah di hadapan
para santriwati, pengasuh pondok dan undangan.
Khofifah berharap para santriwati bisa menuntut ilmu
setinggi-tingginya dan mengambil bermacam profesi yang saat ini banyak
dibutuhkan. (WDY)
Menteri Sosial Mendorong Diversifikasi Profesi Santriwati
Minggu, 22 Oktober 2017 6:40 WIB