Jayapura (Antara Bali) - Puluhan finalis Miss Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua, 2014, dilatih membatik.
Para finalis itu dilatih oleh Jimmy Afarr, pemilik batik port numbay
(Jayapura-red). Jimmy kepada Antara di Jayapura, Kamis mengatakan,
pelatihan baru saja berakhir."Pelatihan baru saja berakhir," tuturnya.
Menurut dia,bagi seorang finalis dan calon model, harus tahu gaung
dan model baju yang akan dikenakan. "Khusus orang Papua, jangan asal
pake baju batik ciri khas Papua, tetapi dia harus tahu lukisan apa yang
termuat dalam baju itu," ujarnya.
Selain tahu, kata dia, seorang model juga harus tahu membatik,
jangan hanya tahu memakai batik. Para peserta finalis yang dilatih
diharapkan bisa membatik.
Sementara itu, Putri Papua tahun 2013, Maria Fransiska Tambingon
yang ditemui secara terpisah mengatakan, generasi muda Papua harus
mempertahankan apa yang sudah ada, lebih khusus untuk dunia batik.
"Anak-anak muda di Papua perlu kembangkan batik berciri khas daerahnya
guna mempertahankan budaya membatik," katanya.
Delince Gobay, Peserta Miss Uncen 2014 mengaku, dirinya bersyukur
bisa mendapat ilmu membatik. Ia juga mengaku baru pertama kali mengikuti
pelatihan membatik.
Peserta lain, Monalisa Lia Rumbekwan, mengatakan, belajar membatik
merupakan pengalaman pertamanya. Sebab membatik unik karena mengambarkan
ciri khas budayanya.
Dia mengatakan, dirinya siap mengajar orang lain dari pengetahuan
yang didapat selama pelatihan. "Saya siap membagikan ilmu yang di dapat
kepada orang lain," ujarnya.(WDY)
Finalis Miss Uncen Jayapura Dilatih Membatik
Kamis, 24 April 2014 11:07 WIB