Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta Jumat pagi bergerak melemah sebesar 11 poin menjadi Rp11.705
dibandingkan posisi sebelumnya Rp11.694 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Jumat
mengatakan bahwa merebaknya kekhawatiran terhadap konflik geopolitik di
Ukraina masih membebani mata uang negara-negara berkembang, kondisi itu
cukup memberikan sentimen negatif bagi rupiah.
"Ukraina menuduh Rusia melakukan penyerangan di wilayah perbatasan
dan ini semakin meredupkan harapan akan adanya solusi damai di kawasan
itu. Berlanjutnya konflik itu bisa membuat perbaikan ekonomi global
menjadi tertahan," ujarnya.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa investor juga mewaspadai kondisi
politik Indonesia. Pasar sedang mencermati pemerintahan baru dapat
menggalang dukungan lebih banyak dari partai politik lain. Presiden baru
mendatang perlu menaikan dukungan di DPR menjadi mayoritas untuk
mendukung program pemerintahannya dapat berjalan dengan lancar.
"Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp11.670-Rp11.725 per dolar AS untuk Jumat ini," katanya.
Pengamat Pasar Uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova
menambahkan bahwa penggerak pasar keuangan di dalam negeri masih minim
sehingga mata uang rupiah kembali berada di area negatif, namun
fluktuasinya masih stabil.
"Pasar sedang menunggu kepastian harga bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi. Dalam posisi menunggu itu pelaku pasar uang cenderung
memilih dolar AS dalam transaksinya," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, sebagian pelaku pasar uang juga
mencemaskan kenaikan suku bunga AS (Fed rate) yang diperkirakan lebih
cepat menyusul beberapa data ekonomi AS menunjukan perbaikan.
"Naiknya suku bunga AS berdampak cukup negatif bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia," katanya.(WDY)
Rupiah Jumat Melemah Menjadi Rp11.705
Jumat, 29 Agustus 2014 12:11 WIB