Denpasar (Antara Bali) - Petani Bali mulai kreatif mengolah hasil panen, khususnya gabah, sehingga harganya lebih mahal dan berkurangnya jumlah petani menjual gabah kualitas rendah dengan kadar air di atas 25 persen atau kadar kotoran di atas sepuluh persen.
"Petani yang menjual gabah kering panen (GKP) kualitas rendah pada bulan September 2014 sebanyak 6,67 persen, jauh lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 9,32 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan petani untuk menghasilkan gabah kering panen yang berkualitas itu harus bekerja ekstra dengan cara menjemur di bawah sinar matahari, karena cuaca untuk itu sangat mendukungnya.
Berkat kerja keras petani mengolah hasil mampu menghasilkan gabah yang bermutu sehingga harganya lebih mahal, sehingga petani yang menjual gabah kualitas rendah jumlahnya berkurang.
Hal itu berkat kesadaran petani dan sosialisasi instansi teknis terkait, bahwa menjual gabah kualitas baik nilainya jauh lebih mahal, disamping mampu menghasilkan beras yang bermutu, ujar Panusunan Siregar.
Panasunan Siregar menambahkan, harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 2,34 persen pada bulan September 2014 dibanding bulan sebelumnya, sementara di tingkat penggilingan terjadi kenaikan sebesar 2,67 persen.
Harga GKP pada bulan September 2014 rata-rata di atas harga patokan pemerintah (HPP), yakni ditingkat petani sebesar Rp3.960,54/kg dan ditingkat penggilingan Rp4.034,95/kg.
Transaksi gabah kering panen tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Tabanan sebesar Rp4.300/kg untuk vaeritas Ciherang, Cigeulis dan Singkil. Sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Buleleng dengan harga Rp3.333/kg untuk vareietas Ciherang.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardana dalam kesempatan terpisah menjelaskan, produktivitas tanaman padi di Bali rata-rata 58,60 kuintal GKP per hektare, melebihi produksi rata-rata tingkat nasional.
Produksi rata-rata persatuan hektare itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 58.09 kuintal GKP/hektare. Bali hingga kini memiliki lahan sawah seluas 81.625 hektare atau 14,53 persen dari luas daratan Pulau Dewata.
Lahan sawah tersebut sebagian besar masih berpengairan setengah teknis (90,25 persen), sisanya irigasi sederhana, irigasi desa (non pekerjaan umum) dan sawah tadah hujan.
Pihaknya dalam tahun 2014 menargetkan produksi padi sebanyak 871.668 ton gabah kering giling (KGK), meningkat dari realiasi 2013 yang tercatat 881.175 ton.
Meskipun terjadi 119 hektare tanaman padi di Bali mengalami gagal panen (puso) dari total lahan pertanian yang mengalami kekeringan seluas 425,42 hektare hingga pertengahan September 2014 diharapkan tidak terlalu berpengaruh terhadap pencapaian produksi padi tersebut. (WDY)
Petani Bali Jual Gabah Kotor Berkurang
Minggu, 5 Oktober 2014 10:34 WIB