Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Rabu pagi, bergerak menguat sebesar 28 poin menjadi
Rp11.973 dibandingkan sebelumnya Rp12.001 per dolar AS.
"Ruang penguatan rupiah masih ada di tengah penantian investor yang
menunggu susunan kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla," kata
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova.
Selain itu, ujarnya, pelaku pasar keuangan cenderung menanti tim
ekonomi Indonesia karena hal itu dapat dijadikan arah untuk menentukan
keputusan investasi investor..
"Diharapkan, tim ekonomi Indonesia market friendly sehingga optimisme positif tumbuh pada industri investasi di Indonesia positif kedepannya," katanya.
Dari eksternal, ia mengatakan, pelaku pasar uang di dalam negeri
juga sedang menanti data inflasi Amerika Serikat, dari ekspektasi
sebagian kalangan analis bahwa inflasi AS diperkirakan melambat seiring
dengan kondisi global yang cenderung masih stagnan.
"Kondisi itu, membuat ekspektasi pasar bahwa the Fed menaikan suku
bunga diperkirakan tidak lebih cepat dari perkiraan," katanya.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan
penguatan rupiah masih dibayangi oleh naiknya data penjualan rumah AS
yang menegaskan berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi di negeri Paman
Sam.
"Kinerja rupiah dapat tertahan menyusul membaiknya salah satu indikator data ekonomi AS itu," katanya.
Ia memperkirakan rupiah diperdagangkan di kisaran Rp11.990-Rp12.060 per dolar AS untuk hari ini. (WDY)
Nilai Tukar Rupiah Menguat Menjadi Rp11.973
Rabu, 22 Oktober 2014 12:57 WIB