New York (Antara Bali) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama
lainnya pada Jumat (Sabtu pagi WIB) karena para pedagang memperkirakan
harga minyak mentah yang lebih rendah akan mendukung ekonomi Amerika
Serikat.
Seperti dilansir kantor berita Xinhua, harga minyak
mentah anjlok pada Jumat karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak
(OPEC) memutuskan untuk tidak menurunkan produksinya pada pertemuan
Kamis (27/11) di Wina.
Kartel, yang memproduksi sepertiga minyak mentah dunia, mempertahankan pagu produksi kolektif 30 juta barel per hari.
Harga minyak mentah AS turun 10 persen karena keputusan OPEC dan menetap di 66,15 dolar AS per barel pada Jumat.
Para analis mengatakan harga minyak mentah lebih rendah dapat
menguntungkan belanja konsumen Amerika Serikat, yang menyumbang sekitar
70 persen dari produk domestik bruto negara itu.
Dolar AS menguat karena investor mengangkat harapan bahwa Federal
Reserve akan menaikkan suku bunga sebelum pertengahan 2015.
Harga minyak yang lebih rendah juga mendorong kekhawatiran
disinflasi di zona euro dan Jepang. Euro berada di bawah tekanan karena
laporan menunjukkan pada Jumat bahwa inflasi di daerah tersebut jatuh ke
tingkat terendah dalam lima tahun menjadi 0,3 persen pada November.
Indeks dolar, yang melacak nilai greenback terhadap enam
mata uang utama, naik 0,76 persen menjadi 88,276 pada akhir perdagangan,
tepat di bawah tertinggi empat tahun 88,44.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,2443 dolar AS dari
1,2471 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi
1,5629 dolar AS dari 1,5736 dolar AS. Dolar Australia turun ke 0,8504
dolar AS dari 0,8545 dolar AS.
Dolar AS dibeli 118,75 yen Jepang, lebih tinggi dari 117,81 yen
pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9657 franc Swiss dari 0,9639
franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,1425 dolar Kanada dari 1,1343
dolar Kanada. (WDY)
Dolar Menguat di Tengah Prospek Ekonomi Menjanjikan
Sabtu, 29 November 2014 8:50 WIB