Denpasar (Antara Bali) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguntungkan sektor pariwisata di Indonesia terutama Bali.
"Di Bali, dolar AS menguat malah relatif lebih `happy`. Kalau dolar menguat, pariwisata ke Indonesia akan lebih murah. Ini kelebihan Bali," katanya ditemui usai serah terima jabatan Kepala Kantor BI Perwakilan Wilayah Bali di Denpasar, Senin.
Ia menyatakan penguatan nilai mata uang negeri yang dipimpin Barack Obama itu terjadi karena saat ini ekonomi negara tersebut tengah dalam proses pemulihan yang cepat sehingga ekonomi AS menguat yang ditunjukkan dengan menguatnya suku bunga yang perlahan menuju ke 3,2 persen hingga tiga tahun ke depan.
"Sekarang terjadi pelemahan mata uang pada `emerging market` (negara sedang berkembang) seperti Indonesia, India dan Thailand," ucapnya.
Di sisi lain, kata dia, untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, pemerintah diharapkan mendorong peningkatan ekspor dan mengendalikan impor serta memperbaiki kondisi fundamental ekonomi.
Salah satu ekspor yang potensial dikembangkan yakni dari sektor manufaktur atau pengolahan yang tumbuh hingga enam persen serta mengembangkan sektor pariwisata.
Apalagi tahun 2019, pemerintah menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hingga 20 juta, sebagian besar kunjungan wisman selama ini dikontribusikan oleh Bali.
"BI berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga fundamental ekonomi. Ekspor manufaktur tumbuh enam persen itu bisa dikembangkan dan tingkatkan sektor pariwisata," ucapnya.(WDY)
BI: Pelemahan Rupiah Untungkan Sektor Pariwisata Bali
Senin, 22 Desember 2014 14:38 WIB