Semarang (Antara Bali) - Indonesia saat ini mengalami krisis wasit internasional karena wasit yang ada, usianya sudah di atas 50 tahun, kata Sekjen Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Doddy Iswandi.
"Wasit internasional yang bisa memimpin pertandingan maksimal hanya 45 tahun, sedangkan usia wasit Indonesia sudah di atas 50 tahun," katanya usai pelantikan pengurus provinsi PGSI Jawa Tengah 2014-2016 di Semarang, Sabtu.
Melihat kondisi itu, kata dia, induk organisasi olahraga gulat di Tanah Air berusaha sekuat tenaga bisa mencetak wasit bertaraf internasional sehingga saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sudah bisa memimpin pertandingan.
"Minimal dalam waktu dua tahun mendatang, kita harus bisa mencetak tiga hingga lima wasit internasional. Ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, mereka sudah bisa memimpin pertandingan," katanya.
Menurut dia, untuk mencetak wasit internasional, dalam waktu dekat akan menggelar kursus wasit tingkat nasional terlebih dulu.
Setelah itu, mereka akan diikutkan dalam pelatihan internasional untuk mendapatkan lisensi wasit kelas tiga internasional.
Setelah mendapatkan lisensi wasit internasional kelas tiga, katanya, mereka bisa mengikuti penataran untuk naik tingkat menjadi kelas dua.
"Penatarannya tidak terlalu lama," katanya.
Usai mendapatkan lisensi kelas dua internasional, kata dia, para wasit tersebut didorong untuk memimpin pertandingan gulat tingkat Asia sehingga saat Asian Games mendatang sudah bisa diterjunkan.
Menyinggung soal persiapan pegulat Indonesia tampil pada SEA Games 2015 Singapura, dia mengatakan pada pesta olahraga multieven antarnegara Asia Tenggara di Singapura mendatang, cabang olahraga gulat tidak dimainkan. "Tuan rumah tidak memiliki pegulat yang kuat sehingga mereka meniadakan pertandingan cabang olahraga biliar," katanya. (WDY)