Singaraja (Antara Bali) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng menganggap bahwa tingginya inflasi di wilayah utara Provinsi Bali itu dipicu oleh panjangnya rantai distribusi transportasi kebutuhan pokok.
"Faktor utama penyumbang inflasi di Buleleng adalah dari segi distribusi. Itu yang menyebabkan inflasi di kabupaten ini selalu saja tinggi," kata Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Buleleng Ari Kurnianto dalam pelatihan metode penghitungan inflasi di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Sabtu.
Menurut dia, sebagian besar kebutuhan pokok di Singaraja sebagai Ibu Kota Kabupaten Buleleng yang dipasok dari Pulau Jawa melalui Kota Denpasar.
"Kebutuhan pokok di Buleleng itu sampai pada orang ketiga atau keempat di pasar," katanya.
Ia menjelaskan bahwa kebutuhan pokok tersebut sebagian besar merupakan bahan makanan jadi, buah-buahan, perumahan, listrik, dan gas yang mengalami inflasi tinggi pada akhir Maret 2015.
Pihaknya mengharapkan pemerintah membantu masyarakat untuk menopang kebutuhan pokok sendiri tanpa tergantung pada daerah lain. Ia juga mengharapkan agar masyarakat Kabupaten Buleleng dapat mengakses distribusi barang dan jasa secara langsung.
Ari lebih lanjut menjelaskan bahwa inflasi tinggi juga terjadi tatkala ada peristiwa tertentu, seperti hari raya keagamaan. Banyak warga Buleleng yang selama ini tinggal di Denpasar dan sekitarnya mudik ke kampung halaman.
Hal tersebut juga menyebabkan kebutuhan pokok masyarakat ikut melonjak, sedangkan situasi di Kota Denpasar menjadi lebih sepi sehingga tingkat inflasi di Ibu Kota Provinsi Bali itu tidak begitu tinggi jika dibandingkan dengan Kota Singaraja.
"Ini merupakan fenomena unik sebagai karakter Buleleng saat warganya mudik yang turut menyumbang inflasi yang kami prediksi pada posisi satu koma persentasenya," imbuhnya. (WDY)
BPS Nilai Inflasi Buleleng Dipicu Distribusi
Sabtu, 25 April 2015 18:32 WIB