Denpasar (Antara Bali) - Akademisi Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar, Ir I Gede Sudiarta MSi, mengimbau masyarakat pesisir atau nelayan di Pulau Dewata agar melakukan penangkapan ikan menyesuaikan dengan lokasi target sasaran.
"Saya mengimbau kepada nelayan agar menangkap ikan menyesuaikan dengan lokasi penangkapan dan alat tangkap yang digunakan agar tidak membahayakan keselamatan dirinya dan lingkungan saat melaut," ujar Gede Sudiarta di Denpasar, Sabtu.
Ia mencontohkan apabila nelayan mengoperasikan alat tangkap jaring insang atau "gill net" dilaut dangkal, maka ikan-ikan kecil yang tidak bernilai ekonomis juga ikut tertangkap di dalamnya.
Selain itu, penggunaan alat tangkap jaring cincin atau "purse seine" untuk menangkap ikan lemuru. Namun, apabila salah memilih lokasi penangkapan juga akan mengakibatkan musibah bagi nelayan tersebut.
Gede Sudiarta menuturkan ada sembilan kriteria alat tangkap yang digunakan sesuai standar diantaranya ramah lingkungan seperti tidak merusak habitat dasar laut, tidak membahayakan ikan sasaran, dan jaring yang digunakan harus sesuai dengan target ikan yang ditangkap.
Kemudian, alat tangkap tersebut juga tidak membahayakan nelayan tersebut, tidak merusak produk yang ditangkap, tidak merusak lingkungan, dan mampu menyeleksi ikan sasaran agar ikan-ikan kecil tidak ikut tertangkap.
"Namun, hal yang keliru apabila nelayan menggunakan alat tangkap tersebut tidak sesuai dengan lokasi penangkapan sehingga dapat merusak ekosistem bawah laut dan merusak alat tangkap itu sendiri," katanya.
Ia mengakui sejauh ini nelayan di Bali sudah menerapkan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.
"Saya sudah memantau dibeberapa tempat, rata-rata nelayan sudah mengikuti aturan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan seperti penggunaan pancing, jaring dan bubu," ujar Gede Sudiarta, di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, dengan menggunaan alat tangkap sesuai standar, maka dipastiakan eksosistem bawah laut tetap terjaga sehingga ikan-ikan dapat lebih banyak bertelur dan berkembangbiak di lokasi tersebut.
Selain itu, ia melihat nelayan di Bali masih mengandalkan menggunakan alat tangkap tradisional seperti pancing ulur, pancing tonda, dan pancing rawit.
Ia menambahkan apabila cara pengoperasian alat tangkap itu dilakukan sesuai lokasi penangkapan yang benar, maka hampir semua alat tangkap yang digunakan nelayan terjamin aman.(SRW/ADT)
Nelayan Bali Lakukan Penangkapan Sesuai Lokasi
Sabtu, 23 Mei 2015 21:04 WIB