Denpasar (Antara Bali) - Sekitar seribuan umat muslim di Kota Denpasar dan sekitarnya ikut ambil bagian dalam Sholat Idul Fitri 1436 H/2015 di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, Jumat.
Aparat Kepolisian Daerah Bali bekerja ekstra ketat untuk memperlancar suasana lalulintas di kompleks Kantor Gubernuran tersebut. Hampir seluruh badan jalan di kawasan Niti Mandala Renon Denpasar menjadi tempat parkir.
Shalat dan kotbah dipimpin oleh imam sekaligus khotib Abdulah Ihsan. Para umat muslim yang melaksanakan sholat id tidak mudik ke kampung halamannya di luar Bali, dan memilih lebaran di Pulau Dewata.
Kendati para umat muslim tidak melaksanakan mudik dan memilih untuk berlebaran di Bali namun semangat mereka untuk merayakan lebaran tidak pudar.
Vivi Maya , seorang warga muslim Denpasar mengaku, pihaknya shalat bersama anggota keluarga tidak mudik ke kampung halamannya, lantaran keluarga besar sudah menetap di Bali.
"Tidak ikut mudik karena semua keluarga besar saya , sudah menetap di Bali,"ujarnya.
Ia mengatakan, meski tidak berlebaran di kampung halamannya, namun karena sudah sering berlebaran di Bali menjadikan berlebaran di kota Denpasar sudah terbiasa seperti di tanah kelahirannya.
Vivi berharap di hari raya lebaran tahun ini, umat muslim di Bali bisa terus solid dan juga bisa bertoleransi dengan umat di luar muslim.
Sementara itu, Dalam kotbahnya, Ustad Haji Abdulah Ihsan menegaskan, umat Muslim diharapkan tetap menjaga agar spirit dan semangat ibadah tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Semangat Ramadhan harus tetap ada dalam kehidupan sehari-hari.
"Syawal bukanlah titik kulminasi, tetapi merupakan awal untuk tetap mempertahankan kebaikan, kesolehan, sebagaimana semangat Ramadhan," ujarnya.
Menurutnya, sekurang-kurangnya ada beberapa ibadah Ramadhan yang harus tetap dipertahankan. Pertama, tidak gampang berbuat dosa. Setelah melewati ibadah Ramadhan, umat Muslim hendaknya tidak gampang berbuat dosa.
Ihsan mengaku, Ramadhan sudah melatih orang untuk menahan dan menjauhi dosa. Jangan sampai setelah Ramadhan orang menjadi gampang berbuat dosa. Kedua, harus hati-hati dalam bersikap dan bertindak.
Ramadhan juga berarti mengasah ketajaman hati agar mampu membedakan antara yang jahat dan yang baik. Ketiga, bersikap jujur yang mewarnai kehidupan manusia.
"Banyak kasus di Indonesia yang tidak pernah tuntas akibat dari ketidakjujuran, saling curiga, yang pada akhirnya membuat banyak persoalan tidak tuntas. Keempat, memiliki semangat berjamaah. Semangat menciptakan persaudaraan, cinta kasih, menghindari konflik dan sebagainya. (APP)
Sholat Idul Fitri Padati Lapangan Niti Mandala
Jumat, 17 Juli 2015 9:45 WIB