Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi
Rp13.430 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.414 per dolar AS.
"Mata uang rupiah kembali bergerak melemah bersamaan dengan nilai
tukar di kawasan Asia. Minimnya sentimen positif menjadi salah satu
pemicu pelaku pasar uang di dalam negeri enggan mentransaksikan rupiah,"
kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di
Jakarta.
Menurut dia, maraknya pemberitaan mengenai ekonomi Tiongkok yang
berpotensi terkoreksi pada kuartal kedua 2015 memicu harga-harga
komoditas terus mengalami pelemahan. Pelemahan harga komoditas itu akan
menurunkan pasokan dolar AS di dalam negeri karena Tiongkok merupakan
salah satu rekan dagang utama Indonesia.
"Meski mata uang rupiah melemah tipis, namun tetap harus
diantisipasi adanya potensi tekanan lanjutan karena di tengah maraknya
sentimen negatif terutama dari global akan mendorong permintaan investor
terhadap aset-aset mata uang safe-haven meningkat," katanya.
Ia mengharapkan bahwa Bank Indonesia (BI) dapat menjaga fluktuasi
nilai tukar rupiah agar tidak terlalu bergejolak terhadap dolar AS
karena dapat menambah pengaruh buruk bagi laju ekonomi nasional ke
depannya.
Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova
mengatakan bahwa mata uang rupiah masih cukup kompetitif terhadap mata
uang lainnya. Meski rupiah melemah tertekan terhadap dolar AS, namun
rupiah relatif stabil terhadap mata uang euro dan dolar AS.
Ia mengharapkan bahwa data ekonomi Indonesia yang sedianya akan
dirilis pada awal Agustus nanti mencatatkan hasil yang positif sehingga
dapat mengimbangi sentimen negatif yang datang dari eksternal. (WDY)
Rupiah Melemah Menjadi Rp13.430 per Dolar
Selasa, 28 Juli 2015 15:24 WIB