Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Selasa pagi menguat, naik 21 poin menjadi Rp13.484 per
dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, mengatakan
Bank Indonesia masih berjaga di pasar valas domestik dan itu menjadi
salah satu faktor yang menopang rupiah berada di area positif.
Selain itu, lanjut dia, adanya harapan positif terhadap realisasi
penyerapan anggaran belanja modal pemerintah pada semester kedua yang
akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya menambah sentimen
positif bagi rupiah.
"BI akan tetap menjaga fluktuasi rupiah, ditambah adanya harapan
percepatan penyerapan anggaran belanja modal akan menjaga rupiah untuk
bergerak stabil," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan nilai tukar dolar
AS turun merespons data manufaktur Amerika Serikat yang di bawah
estimasi sehingga mengoreksi harapan terhadap kenaikan suku bunga the
Federal Reserve dalam waktu dekat.
Ia mengemukakan bahwa Institute for Supply Management (ISM) mencatat data manufaktur Amerika Serikat tercatat 52,7 pada Juli, turun dari 53,5 pada Juni. Sementara belanja konstruksi Amerika Serikat mencatatkan kenaikan terendah dalam lima bulan terakhir.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan dolar AS tidak akan
berlangsung lama menyusul proyeksi angka produk domestik bruto (PDB)
kuartal kedua 2015 turun dari 4,7 persen ke 4,6 persen secara tahunan. "Mata uang rupiah berpeluang kembali tertekan pada hari ini (4/8)," katanya.
Rupiah Menguat Menjadi Rp13.484 per Dolar AS
Selasa, 4 Agustus 2015 13:00 WIB