Jakarta (Antara Bali) - Hasil studi terbaru menunjukkan orang yang tidur enam jam semalam atau kurang lebih berisiko terkena flu
saat terpapar virus dibandingkan mereka yang menghabiskan lebih dari
tujuh jam untuk tidur.
Tim peneliti dari University of California
San Francisco, Carnegie Mellon University dan University of Pittsburgh
Medical Center di Amerika Serikat memperoleh kesimpulan itu setelah
meneliti hubungan tidur dengan kerentanan terhadap flu.
Mereka merekrut 164 relawan dari daerah Pittsburgh, Amerika Serikat, antara tahun 2007 dan 2011. Para
relawan selama dua bulan menjalani pemeriksaan kesehatan dan wawancara
serta mengisi kuesioner yang digunakan para peneliti untuk menentukan
garis dasar faktor-faktor seperti stres, temperamen, serta penggunaan
alkohol dan rokok.
Para peneliti juga mengukur kebiasaan tidur
normal para peserta menggunakan sensor semacam jam yang mengukur
kualitas tidur malam sepekan sebelum memaparkan virus flu. Mereka
kemudian mengasingkan para relawan di sebuah hotel, memaparkan virus
flu lewat tetes hidung dan memantau mereka selama sepekan, mengumpulkan
sampel ingus untuk melihat jika virus tertahan.
Peneliti
mendapati subjek yang tidur kurang dari enam jam semalam seminggu
sebelumnya 4,2 kali lebih mudah terserang flu ketimbang mereka yang
tidur malam lebih dari tujuh jam, dan mereka yang tidur kurang dari lima
jam 4,5 kali lebih mudah terserang flu.
"Lebih dari sekedar
grogi dan mudah marah. Tidak tidur secara fundamental mempengaruhi
kesehatan fisik Anda," kata Aric Prather, PhD dari University of
California San Francicso, penulis utama hasil studi itu.
Dia mengatakan tidur sedikit lebih penting ketimbang faktor-faktor lainnya dalam memprediksi kemungkinan terserang flu. "Tidak
masalah berapa umur, tingkat stres mereka, ras mereka, pendidikan atau
pendapatan. Tidak masalah jika mereka adalah perokok."
Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Sleep
edisi September 2015 itu menambah bukti-bukti bahwa tidur mesti
diperlakukan sebagai pilar penting dalam kesehatan masyarakat seperti
diet dan olahraga.
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa tidur
penting bagi kesehatan dan kekurangan tidur berhubungan dengan penyakit
kronis, kerentanan terhadap penyakit dan bahkan kematian dini.
Pusat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat menyatakan tidak
cukup tidur merupakan epidemi kesehatan masyarakat dan menghubungkan
kebiasaan tidur buruk dengan kecelakaan mobil, bencana industrial dan
kesalahan medis.
Tapi meyakinkan orang untuk tidur lebih banyak masih menjadi tantangan. "Dalam
budaya kita yang sibuk, masih ada kebanggaan tentang tidak tidur dan
melakukan banyak pekerjaan," kata Prather seperti dilansir laman resmi
University of California San Francisco.
Padahal menurut dia "tidur adalah potongan penting bagi kesejahteraan kita." (WDY)
Lama Tidur Malam Pengaruhi Kerentanan terhadap Flu
Selasa, 1 September 2015 14:11 WIB