Jakarta (Antara Bali) - PT Pertamina Lubricants menyatakan belum
berencana menaikkan harga jual produk pelumas kendati pelemahan rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat sangat mempengaruhi biaya produksi.
"Sempat
kepikiran untuk naik, namun kondisi ekonomi sedang berat jadi kami
mempertimbangkan untuk tidak naik karena belum tentu menaikkan harga
akan menjadi untung, bisa-bisa merugi karena pelanggan kecewa," kata
Andria Nusa Direktur Sales & Marketing Pertamina Lubricants ketika
meninjau proses membuatan Toyota Motor Oil (TMO) Lubricant di Gresik,
Jawa Timur, akhir pekan ini.
Andria Nusa menjelaskan depresiasi
rupiah sangat mempengaruhi biaya produksi karena pembelian minyak mentah
menyesuaikan harga minyak dunia yang menggunakan kurs dolar kendati
transaksinya sudah menggunakan rupiah.
"Sangat berpengaruh karena 90 persen dari pembelian mengikuti nilai dolar AS, misalnya untuk pembelian crude oil," ujar Andria Nusa. "Uang yang dikeluarkan sama, hanya bentuk transaksinya yang beda."
Andria Nusa menekankan Pertamina lebih baik melakukan efisiensi daripada menaikkan harga jual demi kepuasan pelanggan.
Saat ini kebutuhan pelumas secara total untuk pasar Indonesia adalah 750 juta liter per tahun.
Andria
Nusa menjelaskan berdasarkan survei sebuah lembaga, perusahaan minyak
negara itu menguasai 60 persen total pasar pelumas nasional baik segmen
ritel maupun industri. (WDY)
Pertamina Tak Berencana Naikkan Harga Pelumas
Minggu, 13 September 2015 15:09 WIB