Surabaya (Antara Bali) - Pejuang veteran asal Surabaya sekaligus saksi
sejarah peristiwa 10 November 1945, Heru Soewadji menangis saat dipeluk
Presiden RI Joko Widodo di sela upacara memperingati Hari Pahlawan di
Surabaya, Jawav Timur, Selasa.
"Saya terharu dan bangga bisa dipeluk Presiden pada hari bersejarah
ini dan di tempat perang saya dulu," ujarnya ketika ditemui usai
upacara.
Menurut dia, kehadiran orang nomor satu di Republik ini pada
peringatan Hari Pahlawan merupakan momen langka, dan diakuinya belum ada
Presiden yang melakukannya hal serupa.
"Perangnya itu di Surabaya maka peringatan upacaranya juga harus di
sini, di Tugu Pahlawan ini. Terima kasih Presiden, saya bangga pada
anda," ucapnya sembari mengusap air mata.
Pejuang yang saat peristiwa berdarah 10 November 1945 berusia 17
tahun itu bercerita sedikit bagaimana ia dan pemuda-pemuda lainnya dari
berbagai penjuru Tanah Air berjuang tak takut mati demi tegaknya Ibu
Pertiwi.
"Arek-Arek Suroboyo dan rakyat saat itu bersatu melawan sekutu.
Sekarang ini saya berpesan generasi muda meneruskan harapan kami dan
pemerintah jangan ribut sendiri demi kepentingan pribadi maupun
golongan," kata pejuang Badan Keamanan Rakyat (BKR) tersebut.
Tidak hanya Heru Soewadji, sejumlah veteran dan rekan
seperjuangannya juga mendapat ucapan terima kasih dari Presiden Joko
Widodo atas perjuangan yang dilakukannya tanpa mengenal pamrih.
"70 tahun silam, putra-putri dan pemuda Indonesia tiada gentar
datang ke Surabaya di bawah pimpinan Bung Tomo. Mereka datang dari
pelosok Tanah Air untuk bersatu melawan penjajah," kata Joko Widodo di
sela upacara.
Para pemuda-pemuda bangsa, lanjut dia, pantang menyerah mengibarkan
benderah merah putih bersama kiai, santri yang dengan cara masing-masing
mewaqafkan hidupnya untuk berjihad demi bangsa melawan penjajah.
"Atas nama Negara, saya ucapkan terima kasih kepada pejuang,
veteran, keluarga dan ahli waris para pahlawan kusuma bangsa atas jasa
dan pengorbanan yang diberikan bangsa untuk Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, pada peringatan Hari Pahlawan, Joko Widodo
menyempatkan membaca petikan kalimat penyemangat Bung Tomo dan
memekikkan kata Merdeka diakhir amanatnya.
"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang
dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak
akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga," kata Joko Widodo
menirukan kalimat Bung Tomo. (WDY)
Pejuang 10 November Menangis Dipeluk Joko Widodo
Selasa, 10 November 2015 13:39 WIB