Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat sebesar 123 poin menjadi
Rp13.216 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.339 per dolar
AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta,
Selasa mengatakan bahwa risiko Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit)
yang mereda menjadi slaah satu faktor yang menopang mata uang di negara
berkembang, termasuk rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS.
"Jajak pendapat menyebutkan, Inggris yang akan bertahan di Uni
Eropa membangkitkan selera investor pada aset di negara berisiko,"
katanya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang stabil juga
turut menopang mata uang di negara-negara berkembang. Terpantau harga
minyak jenis WTI Crude berada di level 49,20 dolar AS per barel, dan
Brent Crude sebesar 50,41 dolar AS per barel.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico
Omer Jonckheere menambahkan bahwa jajak pendapat terbaru menunjukan
warga Inggris yang memilih untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa
meningkat, situasi mendorong mayoritas nilai mata uang menguat terhadap
dolar AS.
Namun, lanjut dia, pelaku pasar diharapkan tetap berhati-hati
mendekati pelaksanaan referendum Brexit pada 23 Juni 2016 nanti, karena
spekulasi di pasar keuangan diperkirakan meningkat.
"Hasil referendum akan direspon pasar pada perdagangan berikutnya pada 24 Juni 2016," katanya. (WDY)
Rupiah Selasa Menguat Menjadi Rp13.216
Selasa, 21 Juni 2016 15:56 WIB