Jakarta (Antara Bali) - Ahli vaksin, dr Dirga Sakti Rambe MSc-VPCD,
mengatakan, pemberian vaksin palsu pada bayi dapat memiliki dua dampak
negatif.
"Yang pertama dampak keamanan vaksin palsu itu bagi bayi dan yang
kedua dampak proteksi atau kekebalan, yakni bayi yang diberi vaksin
palsu tentu tidak memiliki proteksi atau kekebalan," kata Rambe, di
Jakarta, Minggu.
Ahli vaksin dari Universitas Siena, Italia itu, menambahkan,
terkait dampak keamanan, kata dia, tergantung dari larutan yang
dicampurkan pembuat vaksin palsu.
Saat ini, kandungan yang terdapat dalam vaksin palsu masih diteliti
lebih lanjut oleh Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Indonesia dan
Badan POM.
"Yang jelas proses pembuatan vaksin palsu tentu tidak steril bisa
tercemar virus, bakteri, dan lain sebagainya yang tidak baik bagi
kesehatan," katanya.
Dia menambahkan, kemungkinan jangka pendek yang dapat terjadi adalah timbulnya infeksi.
"Infeksi bisa bersifat ringan bisa juga infeksi sistemik. Infeksi
berat bisa berupa demam tinggi, laju nadi meningkat, laju pernafasan
meningkat, leukosit meningkat, anak sulit makan minum hingga terjadinya
penurunan kesadaran," katanya.
Dampak jangka pendek tersebut, kata dia, bisa terjadi dalam dua
minggu pertama dan orang tua bisa memeriksakan anaknya ke dokter jika
terjadi gejala itu.
"Kalau dampak yang bersifat jangka panjangnya belum bisa dipastikan,
masih menunggu hasil analisis yang masih berjalan mengenai kandungan
apa yang ada di dalam vaksin palsu," katanya.
Sementara itu, dampak kedua selain dampak keamanan adalah dampak proteksi.
"Vaksinasi bertujuan mencetuskan kekebalan pada seseorang sebelum
dia sakit, jika seorang anak mendapatkan vaksin palsu tentu tujuan
vaksinasi tidak tercapai, kekebalan tadi tidak pernah ada," katanya.
Polisi
berhasil menggerebek para pelaku di pabrik mereka yang berlokasi di
Pondok Aren, Tangerang Selatan pada Selasa (21/6). Pabrik pembuatan
vaksin palsu ini membuat "vaksin" campak, polio, hepatitis B, tetanus,
dan BCG.
Di lokasi pabrik "vaksin" ditemukan tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat berbahaya lainnya.
Polisi
juga menemukan alat untuk membuat vaksin mulai dari botol ampul,
bahan-bahan berupa larutan yang dibuat tersangka dan labelnya. (WDY)
Dua Resiko Buruk Vaksin Palsu
Minggu, 26 Juni 2016 19:44 WIB