New York (Antara Bali) - Kurs dolar Amerika Serikat menguat terhadap
poundsterling Inggris untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir
pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena bank sentral Inggris, Bank of
England (BoE), mengisyaratkan pelonggaran moneter musim panas ini.
Gubernur BOE Mark Carney mengatakan pada Kamis bahwa bank sentral
mungkin perlu untuk melonggarkan kebijakan moneternya dalam beberapa
bulan guna membatasi dampak dari keputusan Inggris meninggalkan Uni
Eropa pada Jumat lalu (24/6).
Sterling telah jatuh 11 persen sejak keputusan Brexit, tingkat
terendah dalam 31 tahun terakhir. Analis mengatakan meskipun kemerosotan
menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi Inggris,
mata uang lemah dapat membantu meredam dampak Brexit.
Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir 25 Juni, angka
pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman
mencapai 268.000, meningkat 1.000 dari tingkat direvisi minggu
sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Kamis.
Rata-rata pergerakan empat minggu mencapai 266.750, tidak berubah dari rata-rata direvisi minggu sebelumnya.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama,
naik 0,48 persen menjadi 96,233 pada akhir perdagangan Rabu.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1108 dolar dari
1,1046 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi
1,3430 dolar dari 1,3321 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7438 dolar
dari 0,7361 dolar.
Dolar dibeli 103,28 yen Jepang, lebih tinggi dari 102,56 yen di sesi
sebelumnya. Dolar jatuh ke 0,9784 franc Swiss dari 0,9798 franc Swiss,
dan merosot menjadi 1,2977 dolar Kanada dari 1,2980 dolar Kanada. (WDY)
Dolar AS Menguat Terhadap Pound Dipicu Ekspektasi Pelonggaran BoE
Jumat, 1 Juli 2016 13:38 WIB