Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar
bank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah menjadi Rp13.258,
dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.215 per dolar AS.
"Rupiah masih mencari momentum pembalikan arah serta menyesuaikan
dengan kondisi sentimen yang ada. Minimnya sentimen dari dalam negeri
membuat rupiah lebih rentan terhadap sentimen yang datang dari global,"
kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di
Jakarta.
Sentimen global mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang
belum memberikan kepastian waktu membuat mata uang berisiko cenderung
bergerak di area negatif, jelasnya.
"Pelaku pasar cenderung melakukan short time dan lebih memilih untuk keluar dari aset mata uang berisiko," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang mengalami
koreksi pada Senin, turut memberi sentimen negatif bagi mata uang
komoditas seperti rupiah.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,24 persen menjadi
47,05 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 1,14 persen menjadi
49,35 dolar AS per barel.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, ketidakpastian di
pasar global berpeluang bertahan hingga rapat Komite Pasar Terbuka
Federal (FOMC) pada September 2016 nanti.
"Kondisi itu membuka peluang bagi dolar AS untuk bergerak menguat terhadap kurs Asia hari ini," katanya.(WDY)
Kurs Rupiah Melemah Menjadi Rp13.258
Senin, 29 Agustus 2016 13:29 WIB