Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange berakhir naik pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena
data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan pelemahan.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember bertambah
tujuh dolar AS, atau 0,55 persen, menjadi menetap di 1.269,9 dolar AS
per ounce.
Emas mendapat dukungan setelah data "housing starts" (rumah yang
baru dibangun) dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan penurunan
sebesar 9,0 persen ke tingkat tahunan 1,047 juta, lebih buruk dari
perkiraan dan lebih rendah dari akhir terendah kisaran konsensus.
Para analis mencatat bahwa bangunan rumah di Amerika Serikat berada
pada tingkat terendah dalam 18-bulan, dan laporan ini mengirim para
investor ke aset "safe haven" logam mulia.
Meskipun terjadi pelemahan dalam data ekonomi AS, keuntungan logam
mulia dibatasi oleh dolar AS dan pasar ekuitas AS yang lebih kuat.
Indeks dolar AS naik 0,05 persen menjadi 97,93 pada pukul 18.45 GMT.
Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika
dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur
dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average AS naik 66 poin atau 0,36 persen pada pukul 18.45 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam
mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman.
Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka biasanya logam
mulia akan turun.
Investor juga sedang menunggu rilis klaim pengangguran mingguan,
penjualan "existing home" (rumah yang sudah jadi) dan Survei Prospek
Bisnis Fed Philadelphia pada Kamis, dan investor mencatat bahwa kecuali
pelemahan utama dalam data mendatang, mereka percaya Fed akan menaikkan
suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini
untuk menaikan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah pada tujuh persen
untuk pertemuan November 2016, dan 65 persen pada pertemuan Desember
2016.
Analis percaya Fed bermaksud untuk menyerap sekitar 2,5 triliun
dolar AS dana perbankan dari kelebihan cadangan karena ekonomi AS terus
pulih. Bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang
"bullish", dan sebagai hasilnya berpotensi melepaskan beberapa kelebihan
cadangan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai sehingga
menyebabkan inflasi.
Perak untuk pengiriman Desember naik 2,5 sen, atau 0,14 persen,
menjadi ditutup pada 17,663 dolar AS per ounce. Platinum untuk
pengiriman Januari 2017 turun tiga dolar AS, atau 0,32 persen, menjadi
ditutup pada 943,5 dolar AS per ounce, demikian Xinhua. (WDY)
Harga Emas Naik Setelah Data Ekonomi AS Melemah
Kamis, 20 Oktober 2016 9:04 WIB