Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar
bank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 45 poin menjadi
Rp12.988, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.033 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan
mata uang rupiah terus menguat terhadap dolar AS bersamaan dengan kurs
di kawasan Asia sejalan dengan berkurangnya sentimen negatif di pasar
global.
"Keunggulan Hillary Clinton dalam debat calon presiden Amerika
Serikat menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan kurs di
kawasan Asia," katanya.
Ia menambahkan bahwa harga komoditas, seperti minyak mentah dunia
yang stabil di level 50 dolar AS per barel juga turut menjaga mata uang
rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di level 51,42
dolar AS per barel, dan Brent Crude di posisi 52,58 dolar AS per barel.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah relatif terbatas di
tengah fokus pasar juga terbagi oleh hasil kebijakan dari Rapat dewan
Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang sedianya akan diumumkan pada Kamis
ini.
Di sisi lain, lanjut dia, hasil pertemuan bank sentral Eropa (ECB)
juga ditunggu hasilnya malam nanti. Walaupun suku bunga berpeluang
tetap, kejelasan mengenai program pembelian aset menjadi yang paling
ditunggu pelaku pasar.
Sementara itu, Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia,
Rully Nova mengatakan bahwa faktor ambil untung terhadap dolar AS masih
menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang domestik.
"Penguatan dolar AS dalam beberapa hari terakhir ini kembali
dijadikan kesempatan oleh pelaku pasar uang untuk merealisasikan
keuntungannya," katanya. (WDY)
Rupiah Kamis Menguat Menjadi Rp12.988 per Dolar AS
Kamis, 20 Oktober 2016 13:03 WIB