Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antar-bank di
Jakarta melemah 47 poin menjadi Rp13.000 per dolar AS pada Jumat pagi.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan
dolar AS kembali menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia
setelah harga minyak mentah dunia melemah dan menekan permintaan mata
uang terkait komoditas seperti rupiah.
"Penurunan itu meredupkan daya tarik mata uang komoditas," ucapnya.
Di sisi lain, ia mengatakan, data penjualan rumah yang ada di
Amerika Serikat yang pada September naik 3,2 persen dari bulan
sebelumnya menjadi 5,47 juta unit turut menopang dolar AS.
Selain itu, ia melanjutkan, data klaim pengangguran mingguan
Amerika Serikat yang diperkirakan masih berada di bawah 300.000 disikapi
positif oleh investor di pasar uang.
Sementara ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan di luar
perkiraan konsensus, Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan (BI 7
day repo rate) 25 basis poin menjadi 4,75 persen akan menjaga rupiah
tidak tertekan lebih dalam.
Selanjutnya, ia mengatakan, perhatian pelaku pasar akan kembali
tertuju pada pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) 2017 serta pencapaian amnesti pajak periode kedua serta data
inflasi Oktober 2016.
"Fluktuasi mata uang rupiah masih berpeluang terjaga," tutur dia.(WDY)
Rupiah Melemah Menjadi Rp13.000 per Dolar AS
Jumat, 21 Oktober 2016 12:32 WIB