Singaraja (Antara Bali) - Akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, Dr I Made Pageh Mhum mengungkap sejarah antara kerajaan Singorasi di Pulau Jawa dengan Kota Singaraja Bali bagian Utara.
"Singasari dan Singaraja memiliki kaitan sejarah cukup erat terutama dengan penamaan nama Singa yang melambangkan penyebaran Budha di Asia Tenggara," katanya saat seminar literasi Singosari-Singaraja di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Senin.
Ia mengatakan, lambang Singaraja (Buleleng) dan Singosari (Malang) yang melambangkan Singa diidentikkan sebagai perlambang Budha Mahayana dimana juga memiliki hubungan dengan sayap garuda perlambang sektarian Waisnawa atau pemujaan terhadap Dewa Wisnu.
Menurut Pageh, dari literasi budaya yang muncul memerlukan kajian lebih jauh dalam studi keilmuan yang pada zaman dulu menjadi dua kekuatan besar kerajaan di dua Pulau bersaudara yakni Jawa-Bali.
Lebih lanjut, beberapa peninggalan hubungan antara Singosari dan Singaraja adalah beberapa desa tua di Bali Utara yang memiliki hubungan langsung dengan beberapa kerajaan di Pulau Jawa yakni Singosari dan beberapa kerajaan lainnya di wilayah Jawa Timur.
Desa tua Bali Aga merupakan akulturasi budaya antara orang Bali asli dengan orang Aga yang ada sebelum datangnya Majapahit ke Bali sehingga konsep antara dua wilayah itu hingga saat ini masih menerapkan konsep gunung dan laut (segara gunung).
Kedepan, kata dia, pihaknya kini merancang konsep yang matang mengenai literasi budaya antara Singosari dan Singaraja bukan hanya terbatas pada seminar saja.
Selain itu, nilai adiluhung yang mesti digunakan pelajaran dari konsep Singaraja-Singasari adalah nilai-nilai multikultural yang menjiwai perjalanan sejarah di dua daerah itu.
"Nilai multikultur itulah juga harus dipakai pijakan dalam mengembangkan pariwisata dengan konsep budaya sehingga harapan bersama Bali Utara berkembang pariwisata yang tidak menenggelamkan budayanya," tegasnya. (WDY)
Akademisi Undiksha Ungkap Sejarah Singosari-Singaraja
Senin, 24 Oktober 2016 20:47 WIB