Kementerian PUPR siagakan jalan tol alternatif untuk antisipasi kemacetan mudik lebaran

Jakarta (Antara) -- Peningkatan arus mudik tahun ini mulai bisa dirasakan di beberapa titik ruas jalan tol yang menuju ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Jawa Barat. Beberapa gerbang tol juga sudah dipadati oleh para pemudik dengan berbagai tujuan tersebut. 

Dalam mudik lebaran tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan pelayanan melalui penyediaan infrastruktur jalan mulai dari kondisi jalan yang akan dilalui hingga menyediakan jalur tol alternatif untuk mengantisipasi puncak kemacetan di jalan tol. 

"Kesiapan infrastruktur jalan lebih baik dari tahun sebelumnya dikarenakan jalan yang menjadi jalur mudik lebaran baik di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan serta lainnya dalam kondisi yang mantap," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Danis H Sumadilaga Kementerian PUPR dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB9) dengan tema Mudik Bareng Guyub Rukun di Galeri Nasional Jakarta Pusat, Kamis (22/6) dengan tema Mudik Bareng Guyub Rukun.

Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Nina Djuwita F Moeloek, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Dirut PT Jasa Marga Desi Arryani serta wakil dari Kakorlantas Pusat. 

Menurut Danis, selain kondisi jalan yang semakin mantap tersebut, ada tambahan ruas jalan alternatif atau jalan darurat sepanjang 402 km yakni sepanjang 110 km dari Brebes Timur hingga Gringsing/Weleri, dan 227 km dari Semarang hingga Surabaya, serta 65 km jalan tol di Sumatera. "Selain jalan di Pantura, Kementerian PUPR juga telah menyiapkan jalur lintas selatan Jawa dan lintas pantai selatan Jawa dengan kondisi jalan baik dan pemandangan indah yang bisa menjadi pilihan bagi pemudik yang akan menuju arah Purwokerto dan Yogyakarta," katanya. 

Sementara kondisi jalan tol Brebes Timur hingga Gringsing memang belum selesai namun dapat dilakui dengan konstriksi perkerasan beton tipis (lean concret) dengan tebal 10 cm dan lebar tujuh meter. "Jalan darurat inni dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan maksimal 40 km/jam. Berfungsinya ruas jalan tol ini sangat membantu mengurangi kemacetan, karena pemudik tidak lagi melewati Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang yang menjadi rawan lokasi kemacetan," katanya. 

Secara keseluruhan, pada ruas tol Brebes Timur hingga Gringsing (Weleri) berjarak 110 km disiapkan 11 Tempat Istirahat Sementara (TIS) yang dilengkapi musholla, toilet, parkir, dan warung kecil untuk makan dan minum. Sepanjang ruas tol itu akan ada 8 pintu keluar tol (exit tol) sementara seperti Ujung Rusi, Karang Jati, dan Wanureja di Tegal, Sewaka dan Beji di Pemalang, Bojong di Pekalongan, Kandesman di Batang serta pintu keluar tol Gringsing di Kendal atau Weleri. 

Danis juga mengatakan, selain menyediakan jalan darurat tersebut, Kementerian PUPR juga membuka empat flyover perlintasan kereta api yang berada di Tegal dan Brebes Jawa Tengah untuk dapat dilakui kendaraan. Tiga flyover lainnya yakni di Klonengan, Dermoleng, dan Kesambi bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat termasuk bus. Sementara di flyover Kretek, bus masih belum dibolehkan untuk melintas. 

"Jalan darurat tol ini sebenarnya sudah hampir jadi namun belum bisa difungsikan secara normal tapi sudah bisa dilalui asalkan para pemudik melewatinya dengan berhati-hati dikarenakan jalannya masih sangat berdebu," katanya. 

Meski demikian, Danis menambahkan, hampir setiap hari dilakukan penyiraman di jalan tol darurat tersebut untuk menghilangkan debu-debu di jalan. Bahkan sudah dilengkapi rambu-rambu jalan termasuk posko petugas untuk berjaga-jaga. "Jalan darurat bisa dilewati mulai dari jam 06.00 pagi hingga jam 18.00. Di atas jam itu sebenarnya tidak bisa dilewati. Tapi jika ada kemacetan yang padat maka jalan darurat akan dibuka namun para pemudik harus memacu kendaraan dengan kecepatan 45 km/jam. Saat dilewati malam hari maka akan diawasi secara ketat oleh kepoli
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2017